Pertemuan Pertama
14 Agustus
“Senja!” teriak seorang gadis sambil melambaikan tangannya dari luar cafe
“Tumben?”
“Ikut kerkom disini ya. Bawa pelanggan nih kasih potongan harga dong”
“Mintanya sama bos besar aja” ujar senja sembari melirik seseorang dibelakangnya
“Ga ada potongan-potongan, kalau mau bantu cuci piring aja!” ujar orang dibelakang senja
“Calisss lo cantik deh” rayunya
“Emang gue cantik. Dari lahir!”
“Eh, maaf gue duluan ya? Ada urusan” ujar senja
“Lah, yah.. Gabisa ditunda apa? Gue bawa hadiah buat lo Ja.”
“Asli gabisa, udah telat nih. Next time ya!” ujar senja kepada Alana
“Udah sana pergi aja, paling Alana jail” ujar Chalista
“Ga bercanda deh kalau sekarang, Ja kalo pergi artinya lo nolak rezeki”
“Gapapa, nanti dapet lagi. Dadah” ujar senja sambil meninggalkan kedua temannya dengan terburu buru.
Berdiri di dekat gerbang dibawah terik matahari sejak setengah jam yang lalu, menunggu seseorang yang sedari tadi ia tunggu.
Serius digerbang utara tidak ada tepat untuk berteduh. Tempat seorang lelaki ini berdiri sekarang, jika mendongak bisa langsung bertemu dengan matahari. kala itu posisi matahari tepat diatas kepala, jadi sudah bisa dibayangkan kan betapa panasnya hari ini?
“Bian?” tanya seorang wanita didepannya sambik berlari. Bian tidak sekalipun ia memalingkan tatapan dari wanita tersebut. Paras cantik wanita tersebut membuat ia lupa dengan daratan. Ia tidak bergeming, hanyut di dalam lamunannya.
“Kamu Bian kan?” suara wanita tersebut memecahkan lamunannya
“Ah, iya aku Bian. Kak Senja bukan?” Tanyanya kepada perempuan itu. Perempuan yang sedari tadi ia tunggu.
“Iya! Bian maaf banget terlambat. Maaf juga boleh pinjam uang 10 ribu? Buat bayar ojek saldoku belum diisi dan dompet aku ketinggalan” ujar wanita yang bernama Senja.
“Oh, ada kak. Sebentar” sembari mengambil dompetnya yang berada disaku celananya.
“Bian terimakasih ya, nanti aku ganti. Oh iya ini bukunya” sambil memberikan paperbag yang berisi buku yang berjudul Kimia Dasar
“Ga usah di ganti kak”
“Jangan gitu dong, aku gaenak udah bikin kamu nunggu sama pinjem uang kamu”
“Kakak mau bayar?” tanya Bian kepada senja
“Iya”
“Habis ini kakak mau kemana?” tanyanya lagi
“Ga kemana-mana”
“Ayo jalan sama aku?”
“Hah?!” kagetnya karena ia tidak percaya seseorang yang baru ia kenal mengajaknya jalan
“Jalan sama aku, jalan jalan aja keliling cari tempat adem”
“Serius?”
“Iya kak, serius” ucap bian, yakin.
“n-ng yaudah deh ayo” ujar Senja yang tidak bisa menolak ajakan Bian.
Ini adalah pertemuan pertama yang memalukan bagi senja karena ia terpaksa meminjam uang seorang adik tingkat yang baru ia kenal.